Selasa, 04 November 2014

Kesenian Rampak Bedug Dari Banten


Bedug terdapat di hampir setiap masjid, sebagai alat atau media informasi datangnya waktu shalat wajib 5 waktu. Kata “Rampak” mengandung arti “Serempak”. Jadi “Rampak Bedug” adalah seni bedug dengan menggunakan waditra berupa “banyak” bedug dan ditabuh secara “serempak” sehingga menghasilkan irama khas yang enak didengar. Rampak bedug hanya terdapat di daerah Banten sebagai ciri khas seni budaya Banten.

Rampak bedug pertama kali dimaksudkan untuk menyambut bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, persis seperti seni ngabedug atau ngadulag. Tapi karena merupakan suatu kreasi seni yang genial dan mengundang perhatian penonton, maka seni rampak bedug ini berubah menjadi suatu seni yang layak jual, sama dengan seni-seni musik komersial lainnya. Walau para pencetus dan pemainnya lebih didasari oleh motivasi religi, tapi masyarakat seniman dan pencipta seni memandang seni rampak bedug sebagai sebuah karya seni yang patut dihargai.
Fungsi Rampak bedug :
  • Nilai Religi, yakni menyemarakan bulan suci Ramadhan dengan alat-alat yang memang dirancang para ulama pewaris Nabi. Selain menyemarakan Tarawihan juga sebagai pengiring Takbiran dan Marhabaan.
  •  Nilai rekreasi/hiburan.
  • Nilai ekonomis, yakni suatu karya seni yang layak jual. Masyarakat pengguna sudah biasa mengundang seniman rampak bedug untuk memeriahkan acara-acara mereka.
 
“Rampak Bedug” dapat dikatakan sebagai pengembangan dari seni bedug atau ngadulag. Bila ngabedug dapat dimainkan oleh siapa saja, maka “Rampak Bedug” hanya bisa dimainkan oleh para pemain profesional. Rampak bedug bukan hanya dimainkan di bulan Ramadhan, tapi dimainkan juga secara profesional pada acara-acara hajatan (hitanan, pernikahan) dan hari-hari peringatan kedaerahan bahkan nasional. Rampak bedug merupakan pengiring Takbiran, Ruwatan, Marhabaan, Shalawatan (Shalawat Badar), dan lagu-lagu bernuansa religi lainnya.
Di masa lalu pemain rampak bedug terdiri dari semuanya laki-laki. Tapi sekarang sama halnya dengan banyak seni lainnya terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mungkin demikian karena seni rampak bedug mempertunjukkan tarian-tarian yang terlihat indah jika ditampilkan oleh perempuan (selain tentunya laki-laki). Jumlah pemain sekitar 10 orang, laki-laki 5 orang dan perempuan 5 orang. Adapun fungsi masing-masing pemain adalah sebagai berikut pemain laki-laki sebagai penabuh bedug dan sekaligus kendang sedangkan pemain perempuan sebagai penabuh bedug, baik pemain laki-laki maupun perempuan sekaligus juga sebagai penari.

Busana yang dipakai oleh pemain rampak bedug adalah pakaian Muslim dan Muslimah yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dan unsur kedaerahan. Pemain laki-laki misalnya mengenakan pakaian model pesilat lengkap dengan sorban khas Banten, tapi warna-warninya menggambarkan kemoderenan: hijau, ungu, merah, dan lain-lain (bukan hitam atau putih saja). Adapun pemain perempuan mengenakan pakaian khas tari-tari tradisional, tapi bercorak kemoderenan dan relatif religius. Misalnya menggunakan rok panjang bawah lutut dari bahan batik dengan warna dasar kuning dan di dalamnya mengenakan celana panjang warna merah jenis celana panjang pesilat. Di Luarnya mengenakan kain merah tanpa dijahit yang bisa dililitkan dan digunakakan untuk semacam tarian selendang. Bajunya tangan panjang yang dikeluarkan dan diikat dengan memakai ikat pinggang besar. Adapun rambutnya mengenakan sejenis sanggul bungan yang terbuat dari rajutan benang semacam penutup kepala bagian belakang.
Waditra adalah seni atau kesenian dari budaya jawa.
Waditra rampak bedug terdiri dari :
  • Bedug besar, berfungsi sebagai Bass yang memberikan rasa puas ketika mengakhiri suatu bait sya’ir dari lagu.
  • Ting tir, terbuat dari batang pohon kelapa, berfungsi sebagai penyelaras irama lagu bernuansa spiritualis (takbiran, shalawatan, marhabaan, dan lain-lain).
  • Anting Caram dan Anting Karam terbuat dari pohon jambu dan dililiti kulit kendang berfungsi sebagai pengiring lagu dan tari.
Sejarah Rampak Bedug
Tahun 1950-an merupakan awal mula diadakannya pentas rampak bedug. Pada waktu itu, di Kecamatan Pandeglang pada khususnya, sudah diadakan pertandingan antar kampung. Sampai tahun 1960 rampak bedug masih merupakan hiburan rakyat, persis ngabedug. Awalnya rampak bedug berdiri di Kecamatan Pandeglang. Kemudian seni ini menyebar ke daerah-daerah sekitarnya hingga ke Kabupaten Serang.

Kemudian antara tahun 1960-1970 Haji Ilen menciptakan suatu tarian kreatif dalam seni rampak bedug. Rampak bedug yang berkembang saat ini dapat dikatakan sebagai hasil kreasi Haji Ilen. Rampak bedug kemudian dikembangkan oleh berempat yaitu : Haji Ilen, Burhata, Juju, dan Rahmat. Dengan demikian Haji Ilen beserta ketiga bersahabat itulah yang dapat dikatakan sebagai tokoh seni Rampak bedug. Dari mereka berempat itulah seni rampak bedug menyebar. Hingga akhir tahun 2002 ini sudah banyak kelompok-kelompok pemain rampak bedug.

Senin, 03 November 2014

Tinjauan

Kata ‘lesung’ mengingatkan kita pada senyum simpul manis di pipi. Nah, nama pantai Tanjung Lesung barangkali tepat diibaratkan kecantikan serupa. Pantai ini memang terlihat molek karena letak pantainya ibarat lesung pipi dimana daratan dari pantainya menjorok ke laut ditaburi air pasir berkilau dan air jernih yang elok dipandang.
Salah satu pantai indah yang patut dikunjungi adalah Pantai Tajung Lesung di sebelah barat Pandeglang, tepatnya Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.
Di sini pemandangan pantainya tidak kalah memukau dengan air lautnya, ombak, danau yang luas, serta perbukitan yang tidak begitu curam.
Nama ‘tanjung lesung’ menurut penuturan masyarakat setempat berasal dari penamaan lokasi pantainya yang berupa daratan menjorok ke laut mirip ujung lesung, yaitu alat tradisional penumbuk padi. Pantai ini luasnya sekira 1.500 hektar dan resmi dibuka untuk umum sejak Januari 1998. Kini Pantai Tanjung Lesung dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata di Provinsi Banten.
Ketika berada di pantai ini Anda akan merasa seperti berada di Bali karena pantainya memang mirip di Pulau Dewata. Hamparan pasir pantainya yang landai mencapai 15 kilometer memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan bersenang-senang, mulai dari bermain pasir, berjemur, atau berolahraga.
Fasilitas yang tersedia di pantai ini diantaranya adalah: information center, lifeguard, money changer, parkir area, banana boat, glass bottom boat, snorkeling, kayak sea, mini golf, pool, fishing pool, park, shelter, children playing area, dan lainnya.

Fasilitas di Pantai Tanjung Lesung terbilang lengkap sehingga membuat Anda tidak akan kesulitan menikmati liburan. Jaringan listrik dan sarana air bersih juga cukup memadai.
Untuk aktivitas bersenang-senang Anda dapat menyewa banana boat, glass bottom boat, snorkling, sea kayak, lapangan golf mini, kolam renang, kolam pemancingan, taman, shelter-shelter, kios wartel, arena bermain anak-anak, penyewaan perahu dan speedboat, serta toko cenderamata untuk membeli oleh-oleh.

Di Pantai Tanjung Lesung tersedia penginapan dengan berbagai variasi dan tipe, baik itu hotel, villa, resort, ataupun home stay dengan beragam harga. Untuk home stay tarifnya sekira Rp100.000,- per malam, sedangkan di vila, hotel, maupun resor tarifnya Rp500.000,- hingga Rp2 juta per malamnya.

Kuliner khas di sini tentunya makanan bercita rasa hidangan laut. Tersedia beragam warung, rumah makan, dan restoran yang menyediakan menu tersebut.

Transportasi

Menuju lokasi pantai Anda akan melalui jalan provinsi yang mulus dan jaringan telekomunikasi pun mencukupi. Jakarta-Pantai Tanjung Lesung berjarak sekitar 160 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2,5-3 jam perjalanan dengan menggunakan bus atau kendaraan pribadi. Untuk menuju lokasi Pantai Tanjung Lesung maka Anda bisa mengambil rute jalan tol Jakarta-Merak. Berikutnya keluar melalui pintu Gerbang Tol Serang Timur. Setelah melewati Kota Serang, lanjutkan perjalanan ke arah Kota Pandeglang dan Labuan hingga berakhir di Pantai Tanjung Lesung.
Pilihan rute yang lain adalah setelah mengambil rute jalan tol Jakarta-Merak maka keluarlah melalui Gerbang Tol Cilegon. Lanjutkan perjalanan menyusuri pesisir Anyer-Carita hingga ke arah Labuan dan berakhir di Pantai Tanjung Lesung.
Anda dapat menggunakan kendaraan umum untuk menuju pantai Tanjung Lesung dengan bus ke arah Terminal Labuan. Berikutnya lanjutkan perjalanan menggunakan ojek menuju lokasi pantai Tanjung Lesung

Profil Banten

SITUASI  KEADAAN  UMUM

Wilayah Provinsi Banten Memiliki Luas wilayah 8.800, 83 KM2. Wilayah Provinsi Banten terletak pada batas astronomis 1050 1'11'-1060 7'LT"BT dan s0 7'So"-70 1t1rr LS, mempunyai posisi strategis pada lintas perdagangan internasional dan nasional.
Temperatur didaerah pantai dan perbukitan berkisar antara 220 C dan 320 C, sedangkan suhu dipegunungan dengan ketinggian antara 400 -1.350 M dapat mencapai antara 180 C- 290 C.

Adapun wilayah perbatasan Provinsi Banten adalah sebagai berikut:
  • Sebelah utara berbatasan dengan laut jawa.
  • Sebelah timur berbatasan dengan DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat.
  • sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia.
  • Sebelah barat berbatasan dengan Selat Sunda
Wilayah Administrasi pada tahun 2009 Provinsi Banten memiliki 4 kabupaten dan 4 kota yang meliputi :
  • Kabupaten Pandeglang
  • Kabupaten Serang
  • Kabupaten Tangerang
  • Kota Tangerang
  • Kota Tangerang Selatan
  • Kota Cilegon
  • Kota Serang

KEPENDUDUKAN

Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan, hampir tidak satu pogram-pun yang tidak memperhatikan penduduk. OIeh karena itu informasi kependudukan , dengan berbagai kareteristik, kecenderungan dan deferensiasinya menjadi semakin penting. Penduduk disuatu daerah pada dasarnya merupakan asset / potensi pembangunan yang cukup besar jika penduduk tersebut berkualitas, namun sebaliknya jika suatu daerah memiliki jumlah dan tingkat pertumbuhan yang cukup pesat tetapi dengan kualitas yang rendah justru akan menjadi beban besar bagi proses pembangunan yang akan dilaksanakan. Pada tahun 2009 estimasi jumlah penduduk di Provinsi Banten 10,295,519 bila dibandingkan tahun 2008 berjumlah 9.602.445. Laju perkembangan pertumbuhan penduduk yang terus bertambah bukan hanya disebabkan pertambahan penduduk secara alamiah, akan tetapi tidak terlepas dari kecenderungan bertambahnya migran baru yang masuk yang di dukung dengan terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga pendapatan masyarakat akan bertambah dan kesejahteraan masyarakat meningkat. Tersedianya fasilitas umum yang memadai, dan terjadi perubahan struktur ekonomi dari agraris ke industry.

DERAJAT  KESEHATAN

A. Mortalitas
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat di lihat dari kejadian kematian datam masyarakat dari waktu ke waktu. Kematian dapat dipakai sebagai indicator keberhasilan pelayanan kesehatan dan program kesehatan lainnya.

Jumlah Kematian Bayi
Kematian bayi merupakan salah satu indikator utama pembangunan kesehatan. Pada tahun 2009 jumlah kematian bayi yang terjadi di Provinsi Banten mencapai 865 angka ini menurun bila dibandingkan 2009
Jumlah kematian Ibu
Pada tahun 2009 jumrah kematian Ibu di provinsi Banten mencapai 223 kematian Ibu, sedangkan tahun 2008 yang mencapai 202 kematian ibu.
Status Gizi Balita
Perkembangn gizi dipantau melalui hasil pencatatan dan pelaporan perbaikan gizi masyarakat yang tercermin dari hasil penimbangan bayi dan balita setiap bulan diposyandu. Status gizi balita merupakan salah satu indicator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Peningkatan status gizi diarahkan pada peningkatan intelektualitas, permasalahan gizi yang masih ada dan cenderung bertamuktivitas dan prestasi kerja sedangkan penurunan angka gizi kurang.Gizi kurang dan gizi buruk, masalah gizi disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat, keadaan sosial ekonomi masyarakat.

Resep Kue Pasung

KUE PASUNG
 http://disbudpar.bantenprov.go.id/wp-content/uploads/FIL1760.jpg
Bahan 1
150gr tepung beras
300gr gula jawa didihkan dengan 150cc air,saring
500 cc santan
50gr tepung sagu
Bahan 2
1000cc santan kental
75 gr gula jawa
¼ sdteh garam
50gr tepung beras
30gr tepung sagu
125cc air
Daun pisang dibentuk contong/kerucut
Caranya:
Bahan1:Uleni tepung beras gula jawa Selma 10mnt.Campur santa dengan tepung sagu kemudian masukan kedalam adonan tepung beras.Aduk aduk dengan menggunakan sendok kayu.
Bahan 2:Masak santan sampai menggumpal dan berminyak.Angkat dan sarng.Masak gula jawa,garam dan75 cc air sampai mendidih kemudian saring dan masukan kedalam tepung beras yang telah ditempatkan didalam wadah cekung.Campur tepung sagu dengan sisa air kemudian masukan kedalam adonan santan dan tepung beras.Masukan adonan pertama ke dalam contong 3/4penuh,kemudian kukus samapai mengeras,kemudian masukan adonan kedua sampai penuh,kukus samapai matang

Jojorong, Kuliner khas Rangkasbitung


Kalau makanan yang satu ini banyak ditemukan di daerah Rangkasbitung.  JOJORONG namanya. makanan ini berbahan dasar tepung sanji, tepung beras dan juga gula merah. Rasanya unik dan khas beda dari kue kue pada umumnya. Namun punya identitas kue Indonesia seperti kue Indonesia pada umumnya kue Jojorong yaitu dibungkus dengan daun. bagi yang tertarik untuk membuat kue jojorong berikut caranya.
http://www.sendokgarpu.com/sg/assets/images/restaurant/user/3952_014.jpg
Cara Membuat Jojorong

Siapkan 
tepung beras kurang lebih 2 ons
gula merah serut 2 setengah ons
air daun suji dan pandan 50 cc
santan encer 750 cc
garam
tepung kanji 2 sdm
santan kental dari air kelapa 200 cc

Setelah bahannya sudah siap cara pembuatannya:
1. Campurlah tepung beras, tepung kanji, garam dan juga air suji sampai merata
2. Siapkan sebuah wadah kecil seperti cangkir atau bisa juga daun pisang
3. Masukkan gula merah dan bahan adonan sampai 3 perempat
4. Campurkan tepung kanji dan juga santan sampai merata
5. Masukkan kedalam daun pisang lalu kukus sekitar 5 menit
Jojorong banyak ditemukan di daerah Provinsi Banten. Merupakan salah satu kuliner unik dan khas dari provinsi Banten

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Best Buy Printable Coupons